MATERI KULIAH SISTEM POLITIK INDONESIA
Beberapa materi kuliah Sistem Politik Indonesia sudah diunggah ke File Hosting Media Fire yang dapat anda unduh pada link berikut
1. Materi Mekanisme Input - Output dalam Sistem Politik, dapat diundah pada link berikut:
http://www.mediafire.com/file/24nmq7upfyw0k1s/MEKANISME_INPUT_OUTPUT_DALAM_SISTEM_POLITIK.pptx/file
2. Materi Struktur dan Fungsi Sistem Politik, dapat diunduh pada link berikut :
http://www.mediafire.com/file/otcodeht8uf5rzb/Struktur_dan_fungsi_system_politik.pptx/file
Adapun materi lingkungan sistem politik dapat anda baca pada tulisan berikut :
LINGKUNGAN
SISTEM POLITIK
Lingkungan
dalam sistem politik adalah faktor yang dapat mempengaruhi bekerjanya suatu
sistem politik. Suatu sistem politik dapat dipengaruhi karena ia senantiasa berinteraksi
dengan lingkungan yang mengitarinya. Terdapat dua jenis lingkungan sistem
politik yakni lingkungan dalam maupun lingkungan luar-masyarakatnya.
David Easton memandang lingkungan
sistem politik terdiri dari lingkungan masyarakat dalam (intra societal environment) dan lingkungan masyarakat luar (extra societal environment). Sedangkan
Almond menyebut lingkungan dalam masyarakat dan lingkungan luar masyarakat dengan
istilah lingkungan domestik dan lingkungan internasional.
A.
Lingkungan
Masyarakat Dalam (Domestik)
Easton
memandang, lingkungan masyarakat dalam meliputi sistem ekologi, sistem biologi,
sistem kepribadian, dan sistem sosial. Sistem
ekologi menunjuk pada semua lingkungan baik fisik atau kondisi-kondisi organis
non humanis daripada kehidupan manusia. Lingkungan fisik meliputi ciri-ciri geografi
atau tata ruang seperti sifat dasar topografi, sumber-sumber fisik, luas
teritori, iklim, sifat-sifat sama yang mempengaruhi kehidupan politik.
Sementara kondisi organik non humanis lebih mengacu kepada alam, lokasi dan kekayaan
persediaan makanan, flora dan fauna lainnya yang dapat digunakan oleh anggota
sistem politik.
Sistem
biologi menunjuk pada susunan biologi manusia dari masyarakat yang
bersangkutan. Kondisi biologi ini dianggap mempunyai keterkaitan kuat dalam
menentukan perilaku politik tertentu. Sistem ini penting, sejauh dapat
memberikan petunjuk pada batas-batas perilaku individu yang mempengaruhi
kehidupan politik. Misalnya susunan biologis dari seseorang/manusia tertentu
dapat melahirkan perilaku yang rasional, penuh pertimbangan, kedamaian,
sementara dapat juga melahirkan suatu perilaku yang sangat emosional, kurang
perimbangan dan menyukai konflik.
Sistem
kepribadian, sistem ini berhubungan erat dengan sistem biologi, oleh itu juga
menentukan perilaku manusia di dalam masyarakat. Pemahaman terhadap kepribadian
individu atau suatu masyarakat dapat membantu elit dalam membuat keputusan atau
menentukan cara-cara yang seharusnya digunakan untuk mencapai tujuan bersama.
Struktur
sosial, pengelompokkan di dalam suatu masyarakat, mobilitas dan kekuatan yang
ada di dalam kelompok mempengaruhi tuntutan dan dukungan terhadap sistem
politik. Dengan demikian maka sistem sosial membantu memahami suatu sistem
politik. Struktur sosial dapat dilihat secara vertikal dan horizontal. Secara
vertikal, apabila susunan atau pelapisan dilihat mulai dari bawah hingga atas,
sehingga dapat diketahui struktur yang paling dominan dalam mepengaruhi
pembentukkan tuntutan dan dukungan terhadap sistem politik. Selanjutnya dapat dicermati hubungan antara
lapisan tersebut yaitu untuk mengetahui cara elit/kelompok dalam memperoleh
dukungan dari lapisan di bawahnya. Sementara apabila dilihat secara horizontal,
menunjuk kepada pengelompokkan/pelapisan masyarakat yang sederajat seperti suku
bangsa, agama, ras dan sebagainya. Pemahaman terhadap struktur semacam ini juga
dapat membantu memahami kelompok mana yang dominan dalam mepengaruhi sistem
politik.
Sistem
kebudayaan menunjuk kepada pemahaman terhadap nilai-nilai politik masyarakat
mempengaruhi sistem politik dalam menetapkan keputusan dan kebijakan politik.
Karena kekurang-pahaman atas kebudayaan politik berakibat pada tuntutan maupun
dukungan yang diberikan oleh lingkungan kepada sistem politik. Pada sebuah masyarakat Jawa merupakan masyarakat
yang menghindari konflik dengan budaya yang lebih hierarkhis dalam susunan
masyarakat. Di luar pulau jawa, seperti
Sumatera, karakter masyarakatnya lebih egaliter.
Sistem
ekonomi berkaitan erat dengan sistem ekologi karena kebijakan pembangunan
ekonomi semestinya berorientasi antara lain pada permasalahan yang berhubungan
dengan pengelolaan sumber kekayaan alam sehingga mampu meningkatkan ekonomi
rakyat. Sebab kesalahan dalam membuat suatu kebijakan akan mengundang tuntutan
masyarakat.
Sistem
demografi menunjuk pada keadaan penduduk menyangkut jumlah, komposisi,
distribusi dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang besar
mempengaruhi kelangsungan hidup sistem politik. Oleh karena itu, sistem demografi
sudah seharusnya mendapat perhatian daripada sistem politik terutama perhatian
daripada pembuat kebijakan politik.
Dilihat
dari jumlah penduduk, penduduk yang berlebih tanpa diimbangi dengan kualitas
ketrampilan (skill) yang memadai
malah membebani dan melemahkan sistem politik. Perlu pula diperhatikan mengenai
komposisi penduduk dilihat dari segi usia tua dan muda karena ini berkaitan
dengan usia produktif dan non produktif.
Demikian
pula dengan pertambahan penduduk sangat perlu memperoleh perhatian, karena
pertambahan penduduk disatu sisi memberikan keuntungan bilamana dibarengi
dengan kualitas dan kemampuan yang memadai dari anggota masyarakat sistem
politik tersebut. Disisi lain, pertambahan penduduk ini bisa merugikan apabila
pertumbuhan ini tidak sesuai dengan kondisi yang diinginkan oleh sistem
politik.
Begitu
pula persoalan distribusi penduduk merupakan persoalan yang sangat pelik,
terutama bagi Indonesia dengan kondisi geografis sebagai negara kepulauan dan
terkonsentrasinya penduduk di pulau Jawa terutama di ibukota negara.
B. Lingkungan Masyarakat Luar
(Internasional)
Lingkungan
masayarakat luar terdiri atas sistem politik internasional, sistem ekologi
internasional dan sistem sosial internasional. Sistem
politik internasional terbagi lagi ke
dalam sistem politik individual yaitu sistem politik yang berada dalam
masyarakat internasional. Antara sistem politik individual dengan sistem
politik individual lainnya dapat melaku
kan
hubungan bilateral maupun multilateral, dimana masing-masing sistem politik
mempunyai kepentingan nasional. Oleh karena itu setiap sistem politik
individual harus secara cermat menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan
tantangannya, sehingga mampu melakukan hubungan dengan sistem politik lainnya
dan selalu dihargai di mata internasional sebagai sistem politik yang kokoh.
Dengan demikian maka sistem politik itu tidak tergantung pada sistem politik lainnya.
Sementara,
kelompok sistem politik adalah kumpulan daripada dua atau lebih sistem politik
individual, mereka bergabung berdasarkan
atas persamaan kepentingan dan pencapaian tujuan bersama. Sistem politik
kelompok yang dimaksud misalnya asosiasi atau organisasi-organisasi antar
negara-negara seperti NATO, UNI EROPA, G-8, ASEAN, dan banyak sistem-sistem
politik kelompok lainnya.
Sistem
ekologi internasional, sistem ini tentu sejajar dengan sistem ekologi domestik
yaitu menunjuk pada lingkungan fisik dan
kondisi-kondisi non-humanis daripada
masyarakat internasional. Atas kesepakatan bersama menentukan kemampuan lingkungan itu.
Sistem
sosial internasional adalah sejenis sistem sosial domestik dalam konteks internasional. Dimana
lingkungan internasional ini, susunan
masyarakatnya dapat dilihat dari perspektif vertikal maupun horizontal, sebab
dalam masyarakat internasional timbul kecenderungan suatu sistem bangsa-bangsa
tertentu merasa lebih unggul daripada bangsa lainnya. Misalnya bangsa kulit
putih merasa rasnya lebih unggul daripada bangsa kulit hitam, orang eropa/barat
merasa lebih unggul daripada orang Asia.
Hubungan
sistem politik dengan lingkungannya dapat dilihat dari output sistem politik
yang menerima pengaruh lingkungan tersebut. Bagaimana sistem politik tersebut
memberikan tanggapan antara lain berupa kebijakan. Oleh karena itu adanya
pengaruh tuntutan dan dukungan dari lingkungan dalam-masyarakat dan lingkungan
luar-masyarakat, akan diolah serangkaian respon untuk menghadapinya dengan cara
menyusun struktur politik sebagai mesin penggerak sistem baik organ formal
maupun informal.
Lingkungan
domestik yang dapat mempengaruhi sistem politik antara lain dapat dilihat dari
kebijakan nasional. Lingkungan Domestik Indonesia
misalnya, yang notabene merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah darat
dan laut yang cukup besar tentu akan berbeda dengan kebijakan nasional yang
ditetapkan oleh negara yang wilayahnya hanya sebatas daratan atau seluas benua
seperti Australia.
Dari sisi kebijakan pertahanan dan keamanan, kebijakan nasional Indonesia
seharusnya jauh lebih ketat ketimbang negara yang luas wilayahnya hanya
meliputi daratan saja. Dirampasnya pulau Simpadan, Ligitan dan Ambalat oleh
Pemerintah Malaysia
merupakan bukti bahwa negara Indonesia
dalam hal kebijakan pertahanan dan keamanan nasional harus lebih waspada.
Begitupula dengan ketersediaan sumber-sumber barang dan jasa serta kekayaan
alam, seberapa besar dapat diproduksi dan didistribusikan seperti modal, lahan,
kemajuan teknologi, tenaga ahli dan pekerjanya juga akan mempengaruhi corak
kebijakan nasional. Termasuk juga diantaranya faktor persepsi elit atas
lingkungan dan peristiwa atau gejala sosial yang terjadi baik dalam masyarakat
maupun kecenderungan internasional. Sistem politik suatu negara juga bergantung
pada lingkungan internasional. Dalam hal pengaruh lingkungan internasional
terhadap sistem politik tersebut dapat dilihat dari kebijakan luar negerinya.